Thursday, January 12, 2012

Android Performance & Gaming Guide

Karena banyak yang nanya2 tentang performa ponsel, khususnya gaming, ane bakal coba bikin perkenalan singkat tentang aspek2 yang mempengaruhi performa ponsel Android. Post ini tidak bertujuan membuat agan jadi jagoan hardware ponsel Android (karena ane sendiri masih nubi gan ), tapi sekedar jadi guide agan dalam membaca spek ponsel dan mencocokkannya dengan kebutuhan agan.

Performa hape Android dipengaruhi oleh tiga hal: CPU, GPU, dan RAM.

A. CPU

CPU bertanggungjawab sebagai "otak" utama ponsel, memproses instruksi/perintah dari aplikasi.
Kinerja CPU dipengaruhi oleh: (atau, dengan kata lain, apa yang perlu agan perhatikan kalo lagi baca spek ponsel)

1. Clock speed (dalam satuan MHz atau GHz) - makin cepat clock speednya, makin banyak instruksi yang dapat dikerjakan.

2. Teknologi (tercatat sebagai brand prosesor (Scorpion, OMAP) atau brand chipset (OMAP, Qualcomm / Snapdragon, Hummingbird, etc.)) - teknologi yang bagus akan makin efisien dalam jumlah instruksi. Contoh yang paling mencolok: kinerja Qualcomm 800MHz yang new bisa dianggap setara dengan Qualcomm 1GHz yang old.
Selain efisiensi juga tingkat pemakaian daya, yang berpengaruh ke borosnya batere.
Sayangnya ane kurang tau urutan performance antar brand, karena ada beberapa informasi yang macem2 juga. Yang jelas antara TI OMAP, Hummingbird, dan Qualcomm (new), agan ngga perlu kuatir, karena performancenya ngga beda jauh.

3. Jumlah core (teknologi terbaru kini dualcore, walaupun prosesor dengan 3 dan 4 core sudah di depan mata sepertinya) - makin banyak core, makin banyak jumlah instruksi (thread) yang bisa dikerjakan sekaligus.
Karena perbedaan dualcore adalah di pengerjaan bersamaan/sekaligus, maka ngaruh/tidaknya dual core pada performance ponsel tergantung juga pada jumlah aplikasi yang agan ingin multitask, dan pada apakah aplikasi2 agan sudah diprogram khusus untuk multicore (diprogram dengan multithreading).

Kinerja CPU mempengaruhi:

1. Seberapa smooth user interface / homescreen

2. Seberapa smooth menjalankan aplikasi2 (termasuk game) di luar aspek 3D. Game yang tidak menggunakan 3D tapi banyak perhitungannya (mis: Angry Birds), lebih dipengaruhi CPU daripada GPU.

B. GPU

GPU bisa dianggap sebagai otak khusus, yang mengerjakan instruksi2 yang berhubungan dengan graphic/display.

Performance GPU dipengaruhi:

1. Fill rate: seberapa cepat ia bisa "menggambar" ke layar. Seberapa banyak/cepat fill rate yang dibutuhkan tergantung pada jumlah pixel layar, frame rate (standarnya 60 fps, CMIIW), jumlah warna dan transparansi.

2. poly/sec: seberapa cepat ia bisa memproses instruksi dan mengeluarkan model 3D sebagai hasilnya. Seberapa banyak/cepat yang dibutuhkan, tergantung pada seberapa rumit/canggih/realistis aplikasi 3D yang agan ingin jalankan.

3. TBR: jika GPU mempunyai fitur TBR, maka ia hanya akan memproses benda2 yang kelihatan saja, yang tidak kelihatan tidak akan diproses, sehingga lebih efisien.

Karena hanya sedikit tipe GPU di pasaran, ane bisa langsung kasih listnya aja gan:

1. Adreno 200: GPU paling dasar di ponsel2 yang beredar saat ini.
FR: 133M - P/S: 22M - No TBR

2. SGX530: GPU yang kemampuan 3Dnya di bawah Adreno 200, namun lebih efisien (dengan TBR) dan lebih jago ngehandle ponsel2 layar besar (atau jumlah warna banyak), sehingga dalam prakteknya lebih unggul dibanding Adreno 200.
FR: 500M - P/S: 14M - with TBR

3. Adreno 205: GPU high-end (sekarang udah jadi mid-end mungkin) dari lini Adreno. Data spesifik tidak ada sayangnya  tapi ane baca2 katanya performancenya sebanding ama SGX535 (ga dipake di Android, cuma di iPhone 3GS), dengan poly/sec yang bagus tapi fill rate (masih) relatif rendah dibandingkan SGX series.

4. SGX540: GPU paling kuat di jaman 1GHz single-core.
FR: 1G - P/S: 28M - with TBR

Kinerja GPU mempengaruhi:

1. Seberapa smooth aplikasi 3D (termasuk game)

2. Seberapa smooth aplikasi yang menggunakan 3D accelerator (walaupun tidak ada aspek 3Dnya)



C. RAM

Jika CPU (dan GPU) diibaratkan seseorang yang sedang bekerja di balik meja, maka RAM bisa diibaratkan dengan ukuran mejanya. Semakin besar mejanya, maka makin banyak pekerjaan yang bisa ia hadapi sekaligus (dihadapi belum tentu dikerjakan), tanpa perlu membuka lemari. Atau, makin besar kertas yang bisa ia hadapi ataupun kerjakan.

Jika meja terlalu kecil, maka pekerjaan2 tertentu tidak akan bisa dihandle karena kertasnya terlalu besar.
Jika meja terlalu kecil, maka orang tsb harus sering bolak-balik ke lemari untuk menukar antara kertas yang sedang dihadapi dan yang sedang disimpan.
RAM diukur dari ukurannya saja (MB atau GB).

Ukuran RAM mempengaruhi:

1. Berapa banyak aplikasi yang bisa di-multitasking dengan lancar tanpa sedikit2 harus memory swap

2. Aplikasi (besar) apa saja yang bisa dijalankan

3. Kinerja ponsel dengan banyak running services atau background apps. Aplikasi yang melakukan X setiap Y menit (misalnya: sync), atau melakukan X jika Z terjadi (misalnya: me-reject panggilan dari nomer tertentu), pasti akan tetap running sebagai background apps.

Kesimpulan/Rangkuman

Bagi agan2 yang menanyakan performance ponsel, terutama untuk gaming, sepertinya perlu diperjelas lagi: performa untuk apa? Gaming yang seperti apa? Agan akan banyak multitasking atau tidak?

Jika tidak akan menjalankan aplikasi yang menggunakan 3D, maka GPU tidak perlu terlalu diperhatikan. Bahkan Adreno 200 di Galaxy Ace saja sudah cukup untuk menjalankan game2 yang lumayan canggih kok (cek Youtube aja gan ).

Jika tidak akan multitasking, maka RAM tidak perlu banyak2 (512 sudah lebih dari cukup menurut ane). Dan jika multitaskingnya tidak berat (dan selama belum banyak aplikasi yang diprogram secara multithread), prosesor dualcore tidak akan mengubah performa secara drastis.

Jika ingin user interface yang smooth, maka perlu diperhatikan kombinasi antara prosesor dengan ukuran layar & jumlah warna (karena sayangnya Android UInya belom 3D-accelerated).


Bonus: INTERNAL MEMORY

Sering dilupakan orang, internal memory juga menentukan seberapa powerful ponsel Android agan. Bukan dalam mengerjakan aplikasi, tapi dalam jumlah aplikasi yang bisa disimpan.

Jika ponsel agan tidak di-root dan dioprek dengan cara tertentu (ane nubi gan ), maka aplikasi harus diinstall di internal memory. Pada beberapa aplikasi, ada sebagiandari aplikasi tersebut yang bisa dipindah ke external memory, jadi hanya menggunakan lebih sedikit internal memory. Tapi, tidak semua aplikasi bisa dipindah ke external memory, yang dipindah juga tidak semua, dan seringkali ada pengurangan kemampuan (misalnya: tidak lagi bisa dipasang sebagai widget) jika dipindah ke external memory. Tapi ini hanya berlaku jika agan tidak me-root dan mengoprek ponsel agan.

Hal ini diperparah dengan aplikasi2 tertentu yang menyimpan cache di internal memory (misalnya: chat history, downloaded attachments, etc.), akan lebih cepat penuhnya.

Jika agan memilih untuk membeli ponsel Android dengan internal memory yang kecil (dan tidak berani nge-root, seperti ane ), maka agan harus bersiap2 untuk memikirkan aplikasi apa yang harus di-uninstall, tiap kali ingin meng-install aplikasi baru.


source kaskus droid

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host